(Logonya buruk banget, karena gak ada yang asli, inilah yang digunakan untuk tabloid ini)
|
Tabloid pertama kami, PSPBSI angkatan 2009 |
Basis, sebuah tabloid (apa bisa disebut tabloid ya?) jurusanku, tepatnya jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Riau. Sedikit mengenang masa lalu, setahun (lebih) yang lalu, aku dan 13 orang teman-teman lainnya memilih untuk mengambil jurusan fokus di Jurnalistik. Disini kami belajar pegang kamera DSLR, Jiaaahhhh.... Akhirnya, aku bisa memegang kamera DSLR yg cukup lama aku inginkan (Histeris). Pegang
aje jadilah... Belajar fotografi, menulis, baca berita hingga menerbitkan tabloid/ majalah (kami lebih memilih tabloid karena pertimbangan biaya). Aseekk...
Belajar Jurnalistik tentu sangat menyenangkan buatku, tepatnya karena ada Jurnalistiklah aku memilih kuliah di bahasa sastra indonesia.
Di Basis aku banyak belajar, belajar editing, cari berita, cari angle yg bagus untuk foto, rapat, dan yang paling luar biasa bagi saya, belajar otodidak menggunakan adobe in design.
Sistem belajar kamipun seru, gk masuk kelas... He he.. tak banyak teori, Kalaupun butuh, cari di internet saja yg simple. Dosen pengajar, memberikan file yang bisa dibaca sendiri. Jadilah akhirnya, kuliah kami dipenuhi dengan berburu foto dan berita.
|
Tabloid Basis PSPBSI 2012 |
Meski akhirnya, saya satu-satunya yang bisa menggunakan adobe in desgin and photoshop, dari tata letak A sampai Z nya tabloid murni hasil karyaku (urusan edit mengedit dan tata letak, istilah dalam jurnalistiknya saya lupa).
Nah, yang disamping ini edisi 2 nya BASIS. Banyak perbaikan memang yang perlu dilakukan. Baik isi, sampul, pengaturan organisasi... dan Itu gak bisa kami kerjakan lagi karena waktu untuk mengerjakannya tidak ada lagi. Ini lah karya yang terlahirkan dalam satu semesterku (semester 6) yang berkesan ketimbang semester lain.
Bergadang sampai malam, uring-uringan sebab merasa kerja sendiri, galau karena teman lain bisa mengerjakan proposal sedang aku tak beranjak dari majalah saja, di kejar-kejar deadline, menguras uang dan tenaga, pergi cetak ke kantornya juga sampai membagikan secara GRATIS kepada mahasiswa. Dan malah ada yang membuang atau menjadikan tempat duduk... hmmm sangat berkesan!
Terimakasih banyak kepada seluruh dosen fokus bidang Jurnalis terutama Pak Elmustian Rahman. Hingga saat ini dalam pantauan saya, belum ada lagi junior yang membuat tabloid semacam kami. Apakah kami generasi akhir? (gak tau nih bertanya pada siapa)
Harapan kami, yaah... Semoga ilmu ini bermanfaat dan banyak gunanya buat kami. Meski kami hanya berjumlah 13 orang.
(Ngomong-ngomong kami gak izin make wajah yang bersangkutan yang menjadi model sampul/ coverboy tabloid kami, jika yang bersangkutan melihat tulisan ini, selamat, wajah anda sudah dimana-mana, hehe...)